IDEOLOGI AKAR DARI KEDAULATAN ENERGI


              Indonesia merupakan negeri yang begitu kaya akan sumber daya energi, tetapi tak sekaya hasil yang didapat oleh sumber daya manusianya. Tanpa disadari negeri ini kembali dijajah dan direnggut kekayaan alamnya oleh para imperialis barat bertopeng. Mereka menguasai sekitar 85% migas yang gelap mata bagi rakyat awam yang mau saja dipekerjakan dan lebih tepatnya menjadi “si budak tuan rumah”. Kenikmatan yang dipetik pun hanya cipratan semata yang selebihnya jatuh di pihak asing.
                Merah Putih hanyalah warna yang hanya melambangkan Negara Indonesia semata, sedangkan kekayaan alamnya terutama migas berada di bawah bendera asing. Hampir seluruh wilayah nusantara terselimuti oleh kegelapan dengan bayang-bayang kesengsaraan.
                Pancasila layak dikatakan sebagai ideologi formal semata yangmana penerapannya seperti tidak ada. Bisa dikatakan, “api jelas terlihat mata, namun sedikit kulit tak merasa.” Kalau sudah begitu jadinya, maka negeri ini akan perlahan terlihat kebobrokannya dan kesenjangan sosial pun mulai terasa. Ditambah lagi ideologi yang dibuat-buat oleh manusia itu berasaskan  demokrasi, sebuah sistem kepemimpinan yang tak akan membuat ketenangan.
                Tanpa disadari bahwa paham liberal seperti tercium jelas di Indonesia. Bagaimana tidak, kemiskinan dan kesenjangan sosial mulai merebak. Liberalisme dan kapitalisme layaknya bayangan yang mendahului bendanya. Adalah Indonesia yang konon katanya menganut ideologi Pancasila ternyata sudah merasakan ideologi liberalisme dan kapitalisme sebelum resmi menganutnya.
                Negara yang di dalamnya ada unsur liberalisme pastilah rakyat-rakyatnya tertindas oleh status sosial. Setiap individu mempunyai kebebasan dalam hampir segala bidang terutama bidang ekonomi yang berunsur kapital. Sudah barang tentu akan ada kesenjangan sosial dikarenakan setiap individu tidak mungkin seluruhnya mendapatkan apa yang harus dia dapatkan. Singkatnya, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
                Karena paham kufur seperti Liberalisme yang melahirkan Demokrasi itulah bangsa Indonesia terjerat jati dirinya terutama dalam bidang ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Kepemimpinan bergaya barat pun dikhawatirkan akan mengarah kepada Sekulerisme yang pada akhirnya menghilangkan nilai hegemoni agama serta akhlak yang mulia dalam bernegara.
                Sungguh, bangsa Indonesia telah terjajah oleh paham-paham yang dibawa oleh bangsa barat. Dengan kecerdikan mereka (bangsa barat) mengambil hasil kekayaan alam Nusantara atas nama kerja sama bidang ekonomi dengan alat investasi yang menggiurkan. Yang pada akhirnya pemimpin negara pun ikut ‘amin’ saja dan begitu pun rakyat ikut-ikutan juga. Alhasil perusahaan yang dijalankan oleh negara hanya seperti cipratan air yang jikalau kita bertepuk di dalam bejana.
                Salah satu jalan agar kedaulatan energi tetap terjaga dan kekayaan alam di Indonesia tidak terusan dinikmati oleh bangsa asing ialah dengan cara mengubah ideologi serta peraturan tentang kebijakan energi yang dianut sekarang. Karena ideologi itulah terjadinya kesenjangan sosial antara yang kaya dengan yang miskin dan karenanya pula hasil alam melimpah terutama minyak dan gas banyak diambil oleh pihak asing dan swasta sehingga sedikit sekali hasilnya jatuh ke tangan negara.
                Pentingya bagi kita yang muslim untuk memberantas ideologi-ideologi kufur bergaya barat yang sungguh menyengsarakan rakyat. Serta berusaha membangun kepemimpinan Khilafah untuk memberantas para imperialis barat di tanah air kemudian menciptakan hidup dengan ketenangan tanpa kesenjangan sosial.
                Wallahua’lam

0 komentar: